Dikutip
dari kisah seorang nenek yang membuktikan betapa mirisnya keadilan di Negara
ini
Di ruang sidang pengadilan,
seorang hakim duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa Pengadilan Uumum (PU)
terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong. Nenek itu berdalih bahwa
hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, dan cucunya kelaparan. Namun seorang
laki yang merupakan manajer dari PT yang memiliki perkebunan singkong tersebut
tetap pada tuntutannya, dengan alasan agar menjadi contoh bagi warga
lainnya.Hakim menghela nafas. dan berkata, “Maafkan saya, bu”, katanya sambil
memandang nenek itu.
”Saya tak dapat membuat
pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda
anda Rp 1 juta dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara
2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”. Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk
redam. Namun tiba-tiba hakim mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian
mengambil & memasukkan uang Rp 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada
hadirin yang berada di ruang sidang.
‘Saya atas nama pengadilan, juga
menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini, sebesar Rp
50 ribu, karena menetap di kota ini, dan membiarkan seseorang kelaparan sampai
harus mencuri untuk memberi makan cucunya. “Saudara panitera, tolong kumpulkan
dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”
sebelum palu diketuk nenek itu
telah mendapatkan sumbangan uang sebanyak Rp 3,5 juta dan sebagian telah
dibayarkan kepanitera pengadilan untuk membayar dendanya, setelah itu dia
pulang dengan wajah penuh kebahagian dan haru dengan membawa sisa uang termasuk
uang Rp 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT yang menuntutnya.
Dari kisah tersebut saya merasa
masih ada keadilan ni negeri ini walau hanya segelintir orang saja yang masih
sadar betapa pentingnya keadilan di negeri ini, karena apabila kita melihat
dari kasus-kasus para koruptor di negeri ini sangatlah berbanding terbalik
hukuman yang di jatuhkan.
Pesan singkat : jika setiap
orang dalam profesinya mau menggunakan nurani, keadilan akan berjaya. Tak
pernah memandang siapapun orangnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar