Sabtu, 21 Mei 2011

Media Cetak Asia Tetap Berjaya

Menurut studi konsultan Prisewaterhouse Cooper (PwC), media cetak di Asia masih tetap berjaya, sementara media cetak di negara barat mengalami krisis dan terpaksa melakukan PHK karena pembacanya mulai beralih ke media online.Menurut studi tersebut pendapatan iklan media cetak di Amerika Utara telah merosot hingga 47% sejak 2005. Pendapatan iklan media-cetak di Eropa, Timur Tengah dan Afrika praktis statis, tidak menggembirakan. Sebaliknya pendapatan iklan media cetak di Asia diperkirakan naik 3,1% pertahun hingga 2014 yakni USD 27,3 miliar.

Studi PwC menegaskan kecenderungan ke arah media-online di Asia masih lambat, sedangkan media cetak masih tetap populer, terutama di Jepang yang memiliki pembaca media cetak tertinggi di dunia. Pembaca media cetak (surat kabar, majalah tabloid dll) di Asia, Pasifik danAmerika Latin kuat, bahkan meningkat, yang diperkirakan masih tumbuh dalam 5 tahun mendatang.Media Cetak di Asia diperkirakan naik 2,3% pertahun sampai 2014. Sebagai misal di Hongkong, surat kabar surat kabar harus bersaing keras satu sama lain karena banyaknya surat kabar di Hongkong. Hongkong menjadi pasar media-cetak yang terjenuh di dunia. Tabloid Hongkong "Apple Daily" telah memasukkan liputan cerita horor dan kekerasan yang mengerikan demi mempertahankan pangsa pasar. "Kami mempekerjakan wartawan muda dengan sistim laporan yang sangat agresif. Persaingan di Hongkong sangat kejam," kata pemimpin redaksi Apple Daily.

Hongkong selalu menjadi kota media. Dengan penduduk 7 juta, 80% penduduk dewasanya membaca media-cetak. Menurut World Press Trends, sebuah surat kabar harian mengklaim memiliki 1,2 juta pembaca. Menurut Apple Daily, masyarakat di sini lebih semangat mendapatkan informasi dari surat kabar, sama dengan orang-tua mereka yang secara tradisional membaca surat kabar.Chan Yuen-Ying dari Universitas Hongkong menyatakan bahwa kecenderungan ke arah berita online dan video, meskipun masih lemah, tetap harus diperhitungkan sebagai ancaman masa depan. Pemilik media-cetak Asia masih mempunyai waktu untuk menghadapi media online masa depan, baik dengan konfrontasi bekerjasama maupun sekaligus berbisnis nedia-cetak dan media online.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar